MAKALAH EKONOMI MAKRO
OLEH:
NAMA :
KELAS :
NIM :
SMAN 1 xxxxxxxxxxxx
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Syukur
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan segala rahmat dan
karunia-Nya serta telah memberi bimbingan dan petunjuk kepada penulis untuk
dapat menyelesaikan penulisan makalah sebagai tugas mata kuliah ekonomi Makro. Makalah
yang berjudul perilaku konsumsi masyarakat Indonesia ini mungkin bisa menjadi
pedoman ataupun referensi bagi mahasiswa lain dalam mendalami pelajaran
mengenai perekonomian Indonesia di perguruan tinggi.
Penulis
menyadari bahwa terselesaikannya penulisan makalah ini berkat dukungan dan
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih kepada dosen pengasuh mata kuliah Ekonomi Makro
yang telah berkenan memberi bimbingan serta teman-teman yang mau memberikan
masukan atau ide kreatif tanpa pamrih.
Meskipun penulis sudah berusaha maksimal, namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dan mungkin kesalahan dalam penulisan makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis menerima segala masukan maupun kritikan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis kembali mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
pengantar..........................................................................................
Daftar isi.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Daftar isi.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang ...........................................................................
B. Rumusan
masalah........................................................................
C. Tujuan ......................................................................................
D. Manfaat ......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsumsi....................................................................
a. Pengertian Fungsi
Konsumsi....................................................
b. Kecenderungan Mengkonsumsi
(Propensity to Consume).......
c. Faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumsi ........................
B. Pengertian Fungsi
Tabungan ........................................................
C. Keseimbangan Tingkat
Konsumsi.................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .............................................................................
……..
Saran……………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Soal ekonomi adalah bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Keuangan adalah sesuatu yang tidak dapat
dihindarkan dalam kegiatan ekonomi, baik pada suatu organisasi untuk tujuan
produksi maupun suatu organisasi rumah tangga yang bersifat konsumtif. Karna
itu, kita harus dapat menyikapi bagaimana cara mengkonsumsi sesuatu barang agar
tidak berlebihan, yaitu dengan cara menghentikan kebiasaan menghabiskan uang,
lalu uang tersebut untuk menabung agar tidak terjadi pemborosan materi yang
akibatnya akan merugikan diri kita sendiri dan juga untuk menyelesaikan tugas
ekkonomi
B.
Rumusan Masalah
1. apa pengertian Investasi ?
2. bagaimana cara kerja investasi?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan cara kerja Investasi
2. Untuk memahami semua ruang lingkup Investasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOMSUMSI
Konsumsi
merupakan tindakan pelaku ekonomi, baik individu maupun kelompok, dalam
menggunakan komoditas berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
Mengapa kita harus memahami konsumsi? Membahas konsumsi sangat penting untuk
analisis ekonomi jangka panjang maupun jangka pendek suatu negara. Secara
agregat, konsumsi merupakan penjumlahan dari pengel;uaran seluruh rumah tangga
yang ada dalam suatu perekonomian. Dengan mengetahui total pengeluaran suatu
perekonomian, maka akan dapat diketahui beberapa masalah penting yang muncul
dalam perekonomian, seperti pemerataan pendapatan, efisiensi penggunaan sumber
daya dalam suatu perekonomian , masalah-masalah lainnya. Dengan demikian, kita
dapat menganalisis dan menentukan kebijakan ekonomi guna memperbaiki atau
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Secara
umum, pengeluaran konsumsi terbagi menjadi konsumsi pemerintah dan konsumsi
rumah tangga. Namun dalam pembahasan kali ini kita lebih menekankan ada
konsumsi rumah tangga, alasannya sebagai berikut.Konsumsi rumah tangga memiliki
porsi yang blebih besar dalam pengeluaran agregat jika dibandingkan dnegan
konsumsi pemerintah Konsumsi rumah tangga bersifat endogen, dalam arti besarnya
konsumsi rumah tangga berkaitan erat dengan faktor-faktor lain yang
mempengaruhinya. Keterkaitan ini akan menghasilkan teori dan model ekonomi
sendiri untuk konsumsi/. Perkembangan masyarakat begitu cepat menyebabkan
perilaku konsumsi juga berubah cepat sehingga pembahasan tentang konsumsi rumah
tangga akan tetap relevan
a. Pengertian Fungsi Konsumsi
Fungsi
konsumsi adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat
konsumsi rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam suatu perekonomian.
Persamaannya C = a + By
Persamaannya C = a + By
Keterangan
:
C = tingkat konsumsi
C = tingkat konsumsi
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional 0
b = kecondongan konsumsi marginal
Y = tingkat pendapatan nasional
b.
Kecenderungan
Mengkonsumsi (Propensity to Consume)
-Kecenderungan
mengonsumsi dibedakan menjadi dua yaitu :
- Kecenderungan mengonsumsi marginal
- Kecenderungan mengonsumsi marginal
-
Kecenderungan mengonsumsi rata-rata
Kecenderungan mengonsumsi marginal yaitu perbandingan antara
pertambagan (AC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disporsabel (AY).
MPC= ∆C/∆Yd
MPC= ∆C/∆Yd
Keterangan
:
MPC
= Marginal Propensity to concume (kecondongan mengosumsi marginal)
∆C = pertambahan konsumsi
∆C = pertambahan konsumsi
∆Yd
= pertambahan pendapatan
Kecenderungan
Mengonsumsi Rata-rata (Average Propensity to Consume)
Kecenderungan mengonsumsi rata-rata yaitu perbandingan antara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan diposabel serta konsumsi itu dilakukan (Yd).
APC= C/Yd Keterangan
Kecenderungan mengonsumsi rata-rata yaitu perbandingan antara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan diposabel serta konsumsi itu dilakukan (Yd).
APC= C/Yd Keterangan
APC
= konsumsi rata-rata
C
= tingkat konsumsi
Yd
= besarnya pendapatan disposable
Untuk lebih jelasnya lihat tabel APC dan MPC
di bawah ini :
Tahun
|
Y
|
C
|
APC
|
MPC
|
2004
|
110
|
120
|
1,09
|
|
2005
|
140
|
140
|
1,00
|
0,67
|
2006
|
170
|
160
|
0,94
|
0,67
|
2007
|
200
|
180
|
0,90
|
0,67
|
2008
|
230
|
200
|
0,87
|
0,67
|
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsumsi
Kita telah mempelajari faktor
yang dapat mempengaruhi konsumsi individu, antara lain pendapatan yang
diterima, tingkat harga, selera. Kali ini, kita akan mencoba membahasnya dari
segi ekonomi makro. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan konsumsi rumah
tangga diklasigikasikan ke dalam tiga bagian, antara lain faktor ekonomi,
demografi, dan faktor nonekonomi, ada juaga yang membedakan faktor obyektif dan
subyektif
Pengertian Fungsi Tabungan
Fungsi
tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat
tabungan rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian
S = -a + (1 – b) Y
S = -a + (1 – b) Y
Keterangan :
S = besarnya tabungan (save)
S = besarnya tabungan (save)
A = konnsumsi yang harus dipenuhi
pada saat pendapatan nol
1-b = marginal prospensity to
save
Y = pendapatan nasional
Marginal Prospensity to Save
(MPS)
Kecenderungan menabung marginal
merupakan perbandingan antara pertambahan tabungan dengan pertambahan
pendapatan disposabel.
MPS= ∆S/∆Yd
Keterangan :
MPS : Marginal Prospensity to saving (kecondongan menabung marginal)
DS : pertambahan tabungan
MPS : Marginal Prospensity to saving (kecondongan menabung marginal)
DS : pertambahan tabungan
DYd : pertambahan pendapatan
Average Prospensity to Save (APS)
Kecondongan menabung rata-rata
merupakan perbandingan antara tingkat tabungan (S) dengan tingkat pendapatan.
Hubungan antara pendapatan, dan tabungan dinyatakan dalam rumus:
Y = C + S
Keterangan
Y : Pendapatan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
Antara MPC dengan MPS mempunyai
hubungan yang cukup erat, hal in bisa kita buktikan dengan mempergunakan
persamaan sebagai berikut:
MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau
MPS = 1 – MPC
Hubungan antara Pendapatan,
Konsumsi, dan Tabungan
Dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut
Y = C + S
Keterangan
Y : Pendapatan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
Antara MPS dan MPS mempunyai
hubungan yang cukup erat hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut
MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau
MPS = 1 – MPC
KESEIMBANGAN TINGKAT KONSUMSI
Keseimbangan
konsumsi terjadi apabila semua pendapatan habis dipakai untuk konsumsi. Jadi
dapat dirumuskan : Y = C
Dapat dicontohkan dari fungsi konsumsi pada
contoh di atas dapat dihitung :
Y = C
Y = 100 + 0,6Y
Y – 0,6Y = 100
0,4Y = 100
y = 250
B. Definisi Dan Arti Investasi
Pada
hakikatnya tabungan yang terdapat di masyarakat ada yang merupakan simpanan
sementara, yaitu sebelum digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, ada jiga
merupakan tambahan modal yang sering disebut investasi.
a. Investasi Di
bedakan menjadi dua macam, yakni :
i. Investasi nyata (Real Investmen)
melibatkan asset berwujud, pembelian
asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, dsb.
ii.
Investasi keuangan (deposito,
Commercial paper, dan surat berharga pasar uang)dan pasar modal (saham,
obligasi, opsi dsb).
b. Investasi menurut
penggunaannya terdiri dari tiga macam yaitu :
i.
Konstruksi
ii.
Rehabilitasi
iii. Perluasan
c. Investasi
menurut jenisnya
i. Investasi
otonomi
ii. Investasi
terimbas
iii. Investasi
public
Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah
penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan
tingkat pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan
sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanaman modal atau perusahaan
untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian
tersebut menghasikan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang.
Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang barang modal
yang lama Yang telah haus dan perlu didepresiasikan Dalam prakteknya, dalam
usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun
tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (atau pembentukan modal atau
penanaman modal) meliputi pengeluaran/perbelanjaan yang
berikut :
1.
Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatanproduksi
lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
2.
Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan
pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
3.
Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan
barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan
pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga-tiga jenis komponen investasi
tersebut dinamakan investasi bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah
kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang sudah
didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai apresiasi maka
akan didapat investasi neto. Dalam teori ekonomi makro yang dibahas
adalah investasi fisik. Dengan pembatasan tersebut maka definisi investasi
dapat lebih dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok
barang modal. Stok barang modal adalah jumlah barang modal dalam suatu
perekonomian pada saat tertentu.
a.
Investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan
tercakup dalam investasi barang modal dan
bangunan adalah pengeluaranpengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan
produksi, bangunan/gedung yang baru. Karena daya tahan madal dan bangunan
umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi
dalam bentuk harta tetap (fixedinvestment). Di Indonesia, istilah
yang setara dengan fixed investment adalah pembentukan modal tetap domestic
bruto (PMTDB). Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhatikan
adalah investasi bersih yaitu PMTDB dikurangi penyusutan.
b.
Investasi Persediaan
Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih
banyak daripada target penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi
berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan
penghasilan/keuntungan. Persediaan barang tersebut dikatakan sebagai investasi
yang direncanakan atau investasi yang diinginkan karena telah direncanakan.
Selain barang jadi, investasi dapat juga dilakukuan dalam bentuk persediaan
barang baku dan setengah jadi.
Fungsi
Investasi
Kurva yang
menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan
nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu ia sejajar dengan sumbu datar, atau bentuknya
naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan nasional,
makin tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu
datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi
apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh. Dalam
analisis makroekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat
investasi otonomi.
Menurut Joseph Allois Schumpeter investasi otonom
(autonomous investment,) dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan yang
terjadi di dalam jangka panjang seperti :
Tingkat
keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.
Tingkat
bunga.
Ramalan
mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
Kemajuan
teknologi.
Tingkat
pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
Keuntungan
yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
0 komentar:
Posting Komentar