PENGORGANISASIAN
PRAKTEK KEBIDANAAN
Pengorganisasian praktek kebidanan dapat dibedakan
menjadi 3yaitu:
1. Tugas Mandiri
Menetapkan manejemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.
Memberikan pelayanan dasar pada anak,ramaja dan wanita pranikah dengan melibatkan klain.
Memberikan asuhan kebidanan kepada klain selama kehamilan normal.
Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien dan keluarga.
Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
Memberikan asuhan kepada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga.
Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana.
Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan system reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause.
Memberikan asuhan kebidanan pada bayi,balita dengan melibatkan keluarga.
Contoh kasus ;
Ibu melahirkan normal tanpa adanya gangguan kehamilan ( Persalinan normal ).
Pengobatan pada kasus dismenorhoe.
Pengobatan pada kasus anemia ringan.
Pada remaja korban pemerkosaan dengan ruftur pada serviks atau mukosa.
Dilakukan tindakan hecting pada Vagina.
Dilakukannya tindakan KB pasca Persalinan.
Pemberian Imunisasi pada Balita.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Memberikan penyuluhan - penyuluhan pada masyarakat mengenai status kesehatan.
2. TUGAS KOLABORASI / KERJASAMA.
Menerapkan manajemen kebidanaan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
Memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
Memberikan
asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi
dan keadaan kegawatdaruratanyang memerlukan pertolongan pertama dengan
tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
Memberikan
asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi dengan klien dan keluarga.
Memberikan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan
mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
Memberikan
asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tingi yang mengalami
komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga.
Contoh kasus:
Pengobatan pada kasus asfiksia berat.
Pengobatan mata pada kasus bayi dengan ibu yang menderita gonore.
Pengobatan pada kasus perdarahan intracranial.
Pengobatan pada kasus Hipoglikemia.
Pengobatan pada penyakit-penyakit mfeksi lainnya seperti ISPA. diare dan sebagainya.
Contoh 1 :
Pada kasus bayi yang menderita gonoblenorhoe ( ibu menderita gonore )
dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi pengobatan Antibiotika.
Contoh 2 :
Pada kasus radang panggul dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi obat antibiotika dan symptomatic.
3. TUGAS KETERGANTUNGAN / MERUJUK.
Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawatdaruratan.
Memberikan
asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan
dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
Memberikan
asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa
nifas dengan penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan
klien dan keluarga.
Memberikan
asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada bayi baru lahir (
BBL ) dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan
klien dan keluarga.
Memberikan
asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada anak balita
dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien
dan keluarga.
Contoh kasus:
Merujuk ibu yang bersalin ke RS karena mengalami pendarahan yang hebat.
Merujuk ibu bersalin karena pinggangnya sempit sehingga bayinya tidak bisa keluar.
Ibu dengan Hipertensi dalam kehamilan.
Ibu dengan perdarahan Obstetrik.
Ibu dengan perdarahan kala 111.
Ibu dengan Infeksi Puerperalis.
Ibu dengan Toxic Shock Syndrome.
PENJELASAN KASUS :
Penyebab Kematian
Ibu : Perdarahan, Eklamsia, Infeksi.
Bayi : Infeksi dan Komplikasi baru lahir.
A. Hipertensi dalam Kehamilan
Pendahuluan :
Hipertensi 5 – 10 % seluruh krhamilan.
Triad kematian terbesar maternal : hipertensi, perdarahan, infeksi.
Hipertensi ( sindroma pre – eklamsia ) : paling berbahaya.
Penyebab kematian :
· 16 % hipertensi.
· 13 % perdarahan.
· 8 % abortus.
· 2 % sepsia ( infeksi ).
Separo kematian seharusnya dapat dicegah.
Hipertensi kehamilan masih menjadi masalah medis yang belum juga terpecahkan.
Manifestasi Klinis :
Nyeri kepala dan pandangan kabur.
Kejang ( diagnose Eklampsia )
Buta.
Udema otak menyeluruh :
Situasi berbahaya dan fatal, bisa menyebabkan herniasi batang otak
Perubahan status mental : bingung menjadi koma.
B. Perdarahan Obstetrik.
Obstetrik : “ Bloody Bussiness “
Meskipun
secara dramatis berhasil ditekan angka kematian ibu, namun
perdarahan tetap menjadi penyebab kematian yang utama.
Perdarahan : > 17 % dari kematian ibu.
Bahkan di Negara berkembang : > 50 % penyebab kematian ibu postpartum.
Prosentase penyebeb perdarahan dan kematian.
· Retensi plasenta : 27 % vs 4 %
· Atonia Uteri : 33 % vs 15 %
· Laserasi, Ruptur : 15 % vs 17 %
· Plasenta praevia, Akreta, Perkreta : 5 % vs 13 %
· Solusio plasenta : 4 % vs 20 %
· Koagulopati : 3 % vs 13 %
Insidens perdarahan :
3,9 % perdarahan post – partum
6 – 8 % perdarahan pasca seksio Caesarea.
C. Perdarahan Kala 111..
Perdarahan banyak kala 111,
Kontraksi uterus tidak Adekuat.
Tanda – tanda separasi plasenta.
Ekspresi plasenta dengan Manual fundal pressure.
Penurunan plasenta.
Tali pusat membujur,jika perdarahan berlanjut maka akan terjadi manual plasenta.
Obat – obatan Uterotonika :
· Oksitosin :
Diberikan setelah plasenta lahir.
Bisa intravena atau intamuskuler
· Methilergonovin :
Jika oksitosin tidak efektif mengatasi atonia uteri.
Dosis : 0,2 mg intramuskuler.
Intavena : efek hipertensi terutama pada pre-eklampsia.
· Prostaglandin Analog :
Misoprostol untuk cegah pendarahan post-partum.
Dosis : 600 ug/rectal.
D. Infeksi Puerperalis.
Infeksi Puerperalis : infeksi bakterialnjalan lahir pasca persalinan.
Demam puerperalis :
· Temperatur ≥ 380 celcius.
· Demam pasca persalinan biasanya karena infeksi jalan lahir.
Infeksi : 13 % dari seluruh kasus kematian karena persalinan.
Penyebab kematian 5 besar.
Persalinan per Vaginam : 20 % febris dalam 24 jam 1.
Seksio Caesarea : 70 % demam dalam 24 jam 1.
Jika demam tinggi ≥ 390 celcius dalam 24 jam postpartum, sering karena bakteri virulenstreptokokus group A.
Penyebab lain karena :
1. Pembengkakan payudara.
2. Infeksi ginjal.
3. Komplikasi respirasi pasca seksio caesarea.
Penyebaba demam ringan biasanya karena thrombosis vena pada kaki.
E. Toxic Shock Syndrome.
Demam akut dengan gangguan system organ berat.
Angka kematian 10-15 %
Tandanya :
· Demam
· Nyeri kepala
· Bingung
· Kulit kemerahan merata
· Udema subkutan
· Mual
· Muntah
· Diare cair
· Hemokonsentrasi (kepekatan sirkulasi darah)
· Diikuti gagal ginjal
Gagal hati
DIC
Syok hipovolemik
Diagnosis dan terapi terlambat berhubungan dengan kematian janin dan ibu.
Etiologi :
· Staphilokokus aureus
·
0 komentar:
Posting Komentar